Monday, September 22, 2014

Tips menggunakan pisau cutter secara aman


Dua hari lalu, anak saya yang duduk di kelas 3 SD minta bantuan dibuatkan tugas prakarya yang akan dikumpulkan besok, sambil menunjukan buku yang menjelaskan keperluan alat, bahan dan cara membuat prakarya tersebut. Tugas prakarya tersebut membuat layang-layang. Alat dan bahan yang diperlukan adalah: Benang, bambu, lem, kertas, gunting dan pisau cutter. Langkah membuat layang-layang dijelaskan cukup mendetail yang terdiri dari 7 langkah dan yang menarik perhatian saya adalah langkah yang terakhir yang berbunyi "Jangan lupa, hati-hati dalam menggunakan pisau dan bekas potongan kertas yang tidak terpakai dibuang ke tempat sampah".


Saya mengapresiasi buku tersebut karena mencantumkan aspek keselamatan dalam langkah kerja membuat layang-layang. Namun akan lebih baik lagi jika peringatan terhadap penggunaan pisau cutter diletakan pada langkah pertama membuat layang-layang sehingga pembuat layang-layang akan menyadari bahaya penggunaan pisau cutter sebelum mulai berkarya, ya kalau dalam bahasa orang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) "Safety First".

Jika saya sebagai orang yang membuat layang-layang dan mengikuti langkah kerja satu persatu mulai dari langkah pertama, kemudian pada langkah ke-empat tangan saya terluka karena menggunakan pisau cutter lalu terus melanjutkan membuat layang-layang sampai selesai, maka pada saat membaca langkah yang ke-tujuh saya akan berkata "Sial, dari awal dong ingatkan hati-hati".

Setidaknya saya memiliki 2 pengalaman insiden yang menimpa keluarga saya karena penggunaan pisau cutter. 

Pertama terjadi pada sepupu saya, saat itu berumur 3 tahun. Tangannya terluka setelah berebut pisau cutter dengan abangnya yang sedang mengerjakan tugas prakarya. Saat sang abang sedang asik mengerjakan tugas prakarya yang kebetulan menggunakan pisau cutter, datanglah sang adik (korban) mengambil pisau cutter dari meja belajar. Bagian tajam pisau cutter tidak dimasukan kembali karena sang abang berpikir akan menggunakannya lagi sampai prakaryanya selesai. Sang adik yang tidak mengerti bahaya, mengambil pisau cutter dengan menggenggam bagian tajamnya dan secara spontan sang abang menarik pisau cutter yang bagian tajamnya sedang digenggam oleh adiknya. Empat jari sang adik mengalami luka potong dan perlu waktu lebih dari 2 minggu untuk menyembuhkan luka tersebut. Siapa yang akan disalahkan pada kejadian tersebut?

Insiden kedua terjadi pada teman sekelas saya yang waktu itu kami sama-sama duduk dibangku SMA kelas 3. Saat itu dia akan memotong kertas menggunakan pisau cutter dan penggaris besi. Setelah mengukur bagian kertas yang akan dipotong, dia membatasi garis yang akan dipotong dengan penggaris besi lalu menekannya dengan tangan kiri. Tangan kanannya memegang pisau cutter dan mulai memotong kertas mengikuti sisi kanan penggaris. Tanpa disadarinya, ujung ibu jari tangan sebelah kiri berada pada jalur potong, akibatnya ibu jarinya terkena luka potong yang cukup serius. Lalu, siapa yang akan disalahkan pada kejadian tersebut?

Kurang bijak rasanya jika mempertanyakan siapa yang salah dalam suatu insiden, karena tidak akan ada orang yang mau disalahkan. Cari apa akar masalah sehingga insiden terjadi, lalu bagaimana agar insiden tersebut tidak terulang lagi. Anda pasti pernah mengingatkan anak, keponakan, teman atau siapa pun mengenai bahaya penggunaan pisau cutter, tapi apakah anda pernah mengajari cara penggunaan pisau cutter secara aman khususnya kepada anak-anak? Apakah anak-anak mendapatkan pelajaran menggunakan pisau cutter secara aman di sekolah mereka?

Berdasarkan kedua pengalaman di atas, pelajaran yang dapat diambil agar tidak terjadi lagi adalah:

  1. Dampingi anak-anak ketika mereka akan melakukan pekerjaan menggunakan pisau cutter.
  2. Jangan biarkan bagian pemotong dari pisau cutter keluar saat tidak digunakan, langsung masukan kembali jika tidak digunakan, meskipun pekerjaan menggunakan pisau cutter belum selesai.
  3. Sebaiknya gunakan pisau cutter yang dapat masuk sendiri bila tidak digunakan (retractable cutter knife).
  4. Perhatikan posisi tangan/ jari saat akan memotong dan tidak berada pada lintasan/ jalur yang akan dipotong.
  5. Jangan menggunakan pisau cutter pada saat tangan basah atau licin.
  6. Bila memotong menggunakan penggaris, gunakan penggaris yang tebal dan bahannya tidak mudah terpotong. Semakin tebal penggaris, akan semakin aman saat memotong.
  7. Keluarkan bagian pemotong sesedikit mungkin (1 ruas pada bagian pisau).
  8. Simpan pisau cutter di tempat yang aman dan sulit dijangkau anak-anak jika sudah tidak digunakan.


Kiranya tips di atas bisa membantu melindungi orang-orang yang kita cintai dari cidera penggunaan pisau cutter.

2 comments: